top of page
  • Google+ Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Facebook Social Icon
Search

[ROAD TO LEADERSHIP CAMP - Pionir Muda Challenge Kelompok Mentor (Pemira BEM PPKU Calon Tunggal) SE

  • Writer: Pandu Arfendo Pratama
    Pandu Arfendo Pratama
  • Oct 12, 2016
  • 2 min read

Bicara mengenai fakta yang terjadi, banyak yang bertanya, kok bisa ya calonnya tunggal?. Di awal ada 6 calon, dan yang mengembalikan berkas cuma 4 orang. Dari verifikasi berkas pertama, semua calon dinyatakan tidak lolos. Ketidak lolosan itu diakibatkan oleh beberapa faktor, diataranya yaitu tentang kelengkapan berkas , seperti ktm, surat kesehatan, surat lain, esai dan borang. Akibatnya, DPM memutuskan untuk mengadakan sidang lanjutan dan pada akhirnya mengetok palu dengan hasil hanya 1 calon yang lolos.

Sebenarnya pemira calon tunggal tidak bisa dimaknai sesempit dan serendah itu, karena permasalahannya adalah mengenai penggunaan hak pilih. Mahasiswa PPKU harus menggunakan hak pilihnya, karena ketika sang calon ketua layak untuk dipilih, maka tidak ada alasan untuk tidak memilih. Apabila sebaliknya sang calon tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan, maka mahsiswa PPKU memiliki hak untuk memberikan hak pilihnya atau tidak. Namun hal tersebut akan memberikan dampak jangka pendek dan jangka panjang.


Dari hasil itulah muncul paradigma kebanyakan mahasiswa bahwa,ngapain kita milih toh cuma calon tunggal dan sudah pasti dia yang menang. Nah, dari pernyataan itulah kita harus waspada,yaa, waspada dengan namanya perilaku apatis. Ketika kita apatis, maka kita akan timbul perasaan masa bodoh akan segala sesuatu. Seharusnya sekarang semua kita berpikir,kenapa orang memilih?. Mengenai efek jangka panjangnya, ketika teman-teman tidak memilih dari sekarang maka paradigma yang akan terbentuk di tahun-tahun berikutnya akan seperti itu. Saat ini yang ditakutkan adalah ketika tahun depan akan terjadi kejadian yang sama, maka untuk apa ada pemira di Ipb ini. Sedangkan mengenai efek jangka pendeknya, dalam setahun kedepan BEM PPKU akan dibekukan dan diserahkan seluruhnya kepda DPM PPKU. Akibatnya, wadah kita untuk berorganisasi akan terhambat sedikit atau banyak langsung maupun tidak langsung. Dalam pemilihan nanti berdasarkan surat keputusan, minimal terambil 70% suara di PPKU atau sekitar 2170 orang. Ketika suara itu tidak tercapai, maka kebijakan kembali sepenuhnya ke DPM, sehingga hal tersebut menghambat birokrasi dan organisasi di IPB, khususnya BEM.


Dari awal BEM dan organisasi yang lain mencoba jalan bareng dan ambil start di posisi yang sama sehingga di pertengahan tidak akan terjadi kesenjangan, dari fakultas A sampai J diploma. Ketika ppku terhambat maka sangat disayangkan.

Masalah ini terjadi karena adanya beberapa faktor, yang pertama yaitu pergantian generasi. Generasi x y dan z. Generasi saat ini yaitu generasi z, generasi yang mementingkan diri sendiri atau selfish. Factor yang kedua karena kenyamanan terhadap kepemimpinan pada tahun sekarang. Sebagai mahasiswa kita diibaratkan iron stock, dan iron atau besi itu pasti berkarat, harus digantikan dengan besi yang baru. Penyelenggaraan pemira yang lebih awal sehingga mahasiswa masih sibuk dengan kuliah dan semangat kuliah bisa saja menjadi salah satu faktor lain yang menyebabkan masalah ini terjadi.


Kita semua tau bahwa negara kita adalah negara demokrasi dan fenomena calon tunggal ini akan menghilangkan makna dari demokrasi ini.

Teman-teman semua bayangkan, di tangan pemudalah masa depan bangsa ini, kalau dari sekarang kita apatis dan masa bodo atau tidak peduli terhadap siapa yang menjadi pemimpin kita, hal itu sama saja akan merusak tatanan negara ini, bisa-bisa negara ini akan kembali di jajah ketika yang berkuasa adalah dari non pribumi. Marilah berpikir untuk sesama, peduli dengan sesama, tidak apatis, dan memilih dengan bijak.


 
 
 

Comments


RECENT POST
bottom of page